Jumat, 27 Februari 2009

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh

Alhamdulilahhi robbil 'alamin, Segala Puji bagi Alloh SWT Robb semesta alam, syukur yang sedalam-dalamnya kita panjatkan kehadirat-Nya karena curahan nikamt, rahmat taufiq dan hidayah-Nya yang telah dilimpahkan kepada kita semua.Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Muhammad saw, guru, penuntun kehidupan kita, yang telah mewariskan nilai-nilai yang agung.

Selanjutnya, atas nama pribadi, saya menyampaikan rasa syukur yang mendalam kepada Allah swt. atas hadirnya blog saya ini di tengah-tengah masyarakat. Blog ini mengiinformasikan semua hal tentang saya dan lain sebagainya.

Blog ini diantaranya hadir sebagai :

1. Media Komunikasi dan Informasi khususnya sekolah dengan para orangtua/wali siswa, keluarga besar SMP IT Nur Hidayah Surakarta, alumni dan masyarakat yang memiliki perhatian terhadap dakwah Islam terutama dalam bidang pendidikan.

2. Media taushiyah (sarana saling memberi nasihat), saran/masukan yang membangun demi lebih majunya SMP IT Nur Hidayah pada masa-masa mendatang.

3. Media dakwah kepada masyarakat, sehingga melalui wesite ini kita bisa saling mengajak kepada yang ma'ruf dan mencegah kemunkaran, sehingga kita semua menjadi masyarakat yang terbina dengan nilai-nilai Islam.

Untuk itu, kami berharap khususnya kepada yang kami hormati para orang tua/wali siswa, siswa, alumni dan juga kepada keluarga besar SMP IT Nur Hidayah Surakarta serta masyarakat di manapun berada untuk memanfaatkan dan selalu berkunjung ke blog ini.

Kami menyadari bahwa blog ini masih banyak kekurangan sehingga saran dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan ke depan. Mudah-mudahan dengan blog ini mampu memberikan yang terbaik kepada umat islam.

Demikian, terimakasih atas perhatiannya.

Jazakumullahu Khairan Katsiron

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi wabarakatuh



Muhammad Yusuf Mansur, S.Pd.

Rabu, 25 Februari 2009

Rahasia Kecerdasan Orang Yahudi


Dalam tulisan ini dijelaskan bagaimana Orang Yahudi Israel dalam meningkatkan SDMnya, mungkin bisa menjadi motivasi. Namun yang menarik, semua kebiasaan mereka (Yahudi) yang dipaparkan di sini, hampir semuanya berakar dari ajaran Islam. Serasa disambar Gledek tulisan yang saya kutip dari milis Daarut Tauhid ini cukup menggelorakan jiwa. Apa iya? Ayo simak bersama…!

Artikel Dr Stephen Carr Leon patut menjadi renungan bersama. Stephen menulis dari pengamatan langsung. Setelah berada 3 tahun di Israel karena menjalani housemanship dibeberapa rumah sakit di sana. Dirinya melihat ada beberapa hal yang menarik yang dapat ditarik sebagai bahan tesisnya, yaitu, “Mengapa Yahudi Pintar?”

Ketika tahun kedua, akhir bulan Desember 1980, Stephen sedang menghitung hari untuk pulang ke California, terlintas di benaknya, apa sebabnya Yahudi begitu pintar? Kenapa tuhan memberi kelebihan kepada mereka? Apakah ini suatu kebetulan? Atau hasil usaha sendiri?

Maka Stephen tergerak membuat tesis untuk Phd-nya. Sekadar untuk Anda ketahui, tesis ini memakan waktu hampir delapan tahun. Karena harus mengumpulkan data-data yang setepat mungkin.

Marilah kita mulai dengan persiapan awal melahirkan. Di Israel, setelah mengetahui sang ibu sedang mengandung, sang ibu akan sering menyanyi dan bermain piano. Si ibu dan bapak akan membeli buku matematika dan menyelesaikan soal bersama suami.

Stephen sungguh heran karena temannya yang mengandung sering membawa buku matematika dan bertanya beberapa soal yang tak dapat diselesaikan. Kebetulan Stephen suka matematika.

Stephen bertanya, “Apakah ini untuk anak kamu?”

Dia menjawab, “Iya, ini untuk anak saya yang masih di kandungan, saya sedang melatih otaknya, semoga ia menjadi jenius.”

Hal ini membuat Stephen tertarik untuk mengikut terus perkembangannya.

Kembali ke matematika tadi, tanpa merasa jenuh si calon ibu mengerjakan latihan matematika sampai genap melahirkan.

Hal lain yang Stephen perhatikan adalah cara makan. Sejak awal mengandung dia suka sekali memakan kacang badam dan korma bersama susu. Tengah hari makanan utamanya roti dan ikan tanpa kepala bersama salad yang dicampur dengan badam dan berbagai jenis kacang-kacangan.

Menurut wanita Yahudi itu, daging ikan sungguh baik untuk perkembangan otak dan kepala ikan mengandungi kimia yang tidak baik yang dapat merusak perkembangan dan penumbuhan otak anak didalam kandungan. Ini adalah adat orang orang Yahudi ketika mengandung. menjadi semacam kewajiban untuk ibu yang sedang mengandung mengonsumsi pil minyak ikan.

Ketika diundang untuk makan malam bersama orang orang Yahudi. Begitu Stephen menceritakan, “Perhatian utama saya adalah menu mereka. Pada setiap undangan yang sama saya perhatikan, mereka gemar sekali memakan ikan (hanya isi atau fillet),”
ungkapnya.

Biasanya kalau sudah ada ikan, tidak ada daging. Ikan dan daging tidak ada bersama di satu meja. Menurut keluarga Yahudi, campuran daging dan ikan tak bagus dimakan bersama. Salad dan kacang, harus, terutama kacang badam.

Uniknya, mereka akan makan buah buahan dahulu sebelum hidangan utama. Jangan terperanjat jika Anda diundang ke rumah Yahudi Anda akan dihidangkan buah buahan dahulu. Menurut mereka, dengan memakan hidangan kabohidrat (nasi atau roti) dahulu kemudian buah buahan, ini akan menyebabkan kita merasa ngantuk.
Akibatnya lemah dan payah untuk memahami pelajaran di sekolah.

Di Israel, merokok adalah tabu, apabila Anda diundang makan dirumah Yahudi, jangan sekali kali merokok. Tanpa sungkan mereka akan menyuruh Anda keluar dari rumah mereka. Menyuruh Anda merokok di luar rumah mereka.

Menurut ilmuwan di Universitas Israel, penelitian menunjukkan nikotin dapat merusakkan sel utama pada otak manusia dan akan melekat pada gen. Artinya, keturunan perokok bakal membawa generasi yang cacat otak ( bodoh). Suatu penemuan yang dari saintis gen dan DNA Israel.

Perhatian Stephen selanjutnya adalah mengunjungi anak-anak Yahudi. Mereka sangat memperhatikan makanan, makanan awal adalah buah buahan bersama kacang badam, diikuti dengan menelan pil minyak ikan (code oil lever).

Dalam pengamatan Stephen, anak-anak Yahudi sungguh cerdas. Rata rata mereka memahami tiga bahasa, Hebrew, Arab dan Inggris. Sejak kecil mereka telah dilatih bermain piano dan biola. Ini adalah suatu kewajiban.
Menurut mereka bermain musik dan memahami not dapat meningkatkan IQ. Sudah tentu bakal menjadikan anak pintar.

Ini menurut saintis Yahudi, hentakan musik dapat merangsang otak.

Tak heran banyak pakar musik dari kaum Yahudi.

Seterusnya di kelas 1 hingga 6, anak anak Yahudi akan diajar matematika berbasis perniagaan. Pelajaran IPA sangat diutamakan. Di dalam pengamatan Stephen, “Perbandingan dengan anak anak di California, dalam tingkat IQ-nya bisa saya katakan 6 tahun kebelakang!! !” katanya.

Segala pelajaran akan dengan mudah di tangkap oleh anak Yahudi. Selain dari pelajaran tadi olahraga juga menjadi kewajiban bagi mereka. Olahraga yang diutamakan adalah memanah, menembak dan berlari.
Menurut teman Yahudi-nya Stephen, memanah dan menembak dapat melatih otak fokus. Disamping itu menembak bagian dari persiapan untuk membela negara.

Selanjutnya perhatian Stephen ke sekolah tinggi (menengah). Di sini murid-murid digojlok dengan pelajaran sains. Mereka didorong untuk menciptakan produk. Meski proyek mereka kadangkala kelihatannya lucu dan memboroskan, tetap diteliti dengan serius.
Apa lagi kalau yang diteliti itu berupa senjata, medis dan teknik. Ide itu akan dibawa ke jenjang lebih tinggi.

Satu lagi yg di beri keutamaan ialah fakultas ekonomi. Saya sungguh terperanjat melihat mereka begitu agresif dan seriusnya mereka belajar ekonomi. Diakhir tahun diuniversitas, mahasiswa diharuskan mengerjakan proyek. Mereka harus memperaktekkanya.
Anda hanya akan lulus jika team Anda (10 pelajar setiap kumpulan) dapat keuntungan sebanyak $US 1 juta!

Anda terperanjat?

Itulah kenyataannya.

Kesimpulan, pada teori Stephen adalah, melahirkan anak dan keturunan yang cerdas adalah keharusan. Tentunya bukan perkara yang bisa diselesaikan semalaman. Perlu proses, melewati beberapa generasi mungkin?

Kabar lain tentang bagaimana pendidikan anak adalah dari saudara kita di Palestina. Mengapa Israel mengincar anak-anak Palestina. Terjawab sudah mengapa agresi militer Israel yang biadab dari 27 Desember 2008 kemarin memfokuskan diri pada pembantaian anak-anak Palestina di Jalur Gaza.

Seperti yang kita ketahui, setelah lewat tiga minggu, jumlah korban tewas akibat holocaust itu sudah mencapai lebih dari 1300 orang lebih. Hampir setengah darinya adalah anak-anak.

Selain karena memang tabiat Yahudi yang tidak punya nurani, target anak-anak bukanlah kebetulan belaka. Sebulan lalu, sesuai Ramadhan 1429 Hijriah, Ismali Haniya, pemimpin Hamas, melantik sekitar 3500 anak-anak Palestina yang sudah hafidz al-Quran.

Anak-anak yang sudah hafal 30 juz Alquran ini menjadi sumber ketakutan Zionis Yahudi. “Jika dalam usia semuda itu mereka sudah menguasai Alquran, bayangkan 20 tahun lagi mereka akan jadi seperti apa?” demikian pemikiran yang berkembang di pikiran orang-orang Yahudi.

Tidak heran jika-anak Palestina menjadi para penghafal Alquran. Kondisi Gaza yang diblokade dari segala arah oleh Israel menjadikan mereka terus intens berinteraksi dengan al-Qur’an. Tak ada main Play Station atau game bagi mereka.
Namun kondisi itu memacu mereka untuk menjadi para penghafal yang masih begitu belia. Kini, karena ketakutan sang penjajah, sekitar 500 bocah penghafal Quran itu telah syahid.

Perang panjang dengan Yahudi akan berlanjut entah sampai berapa generasi lagi. Ini cuma masalah giliran. Sekarang Palestina dan besok bisa jadi Indonesia. Bagaimana perbandingan perhatian pemerintah Indonesia dalam membina generasi penerus dibanding dengan negara tetangganya.

Ambil contoh tetangga kita yang terdekat adalah Singapura. Contoh yang penulis ambil sederhana saja, Rokok. Singapura selain menerapkan aturan yang ketat tentang rokok, juga harganya sangat mahal.

Benarkah merokok dapat melahirkan generasi “Goblok!” kata Goblok bukan dari penulis, tapi kata itu sendiri dari Stephen Carr Leon sendiri. Dia sudah menemui beberapa bukti menyokong teori ini.
“Lihat saja Indonesia,” katanya seperti dalam tulisan itu.

Jika Anda ke Jakarta, di mana saja Anda berada, dari restoran, teater, kebun bunga hingga ke musium, hidung Anda akan segera mencium bau asak rokok! Berapa harga rokok? Cuma US$ 0.7 /bungkus !!!

“Hasilnya? Dengan penduduknya berjumlah jutaan orang berapa banyak universitas? Hasil apakah yang dapat dibanggakan? Teknologi? Jauh sekali. Adakah mereka dapat berbahasa selain dari bahasa mereka sendiri? Mengapa mereka begitu sukar sekali menguasai bahasa Inggris? Ditangga berapakah kedudukan mereka di pertandingan matematika sedunia?

Apakah ini bukan akibat merokok? Anda fikirlah sendiri?”

Minggu, 22 Februari 2009

Prediksi Soal UN 2009 SMP

Dalam rangka menyambut datangnya UN 2009 tersebut maka sekolah kami SMPIT NUR HIDAYAH SURAKARTA telah bersiap – siap dengan menggembleng siswa – siswi kami dengan beberapa kali try out ujian nasional.

Kemarin hari Sabtu, 21 Februari 2009 kami para guru UN 2009 SMPIT NUR HIDAYAH SURAKARTA mengikuti acara seminar dan workshop yang bertemakan : Bedah SKL, Kisi – Kisi dan Prediksi Soal UN 2009. Acara yang diselenggrakan oleh salah satu pihak penerbit yang terkemuka mengundang beberapa guru UN 2009 dari berbagai SMP di kota solo. Banyak sekali manfaat yang kami dapatkan salah satunya adalah beberapa contoh soal try out ujian nasional yang telah di sesuaikan dengan SKL 2009. Bagi rekan – rekan yang ingin mendownload kami persilahkan. Semoga bermanfaat…Amin

Informasi tentang Ujian Nasional 2009

Berdasarkan keterangan Kepala BSNP, Dr. Djemari Mardapi, pelaksanaan Ujian Nasional Tahun 2009 tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya, yaitu

Berdasarkan kesepakatan bersama (BSNP, Depdiknas, dan Depag) diputuskan jadwal Ujian Nasional sebagai berikut :

- SMA/MA (20 -- 24 April 2009)
- SMP/MTs (27 -- 30 April 2009)
- SD/MI (11 -- 13 Mei 2009)
- SMK/SMALB (20 -- 22 April 2009)

Informasi selengkapnya tentang ujian nasonal bisa dilihat di sini.

Selasa, 17 Februari 2009

Apakah Tuhan Menciptakan Kejahatan?



Tulisan ini saya peroleh dari rekan di Citizen Journalism, yang memuat artikel menarik. Mungkin ini kisah lama, tapi cukup mencerahkan.

++++++++++++

Seorang Profesor dari sebuah universitas terkenal menantang mahasiswa- mahasiswa nya dengan pertanyaan ini, “ApakahTuhan menciptakan segala yang ada?”.

Seorang mahasiswa dengan berani menjawab, “Betul, Dia yang menciptakan semuanya”.
“Tuhan menciptakan semuanya?” Tanya professor sekali lagi.
“Ya, Pak, semuanya” kata mahasiswa tersebut.

Profesor itu menjawab, “Jika Tuhan menciptakan segalanya, berarti Tuhan menciptakan Kejahatan. Karena kejahatan itu ada, dan menurut prinsip kita bahwa pekerjaan kita menjelaskan siapa kita, jadi kita bisa berasumsi bahwa Tuhan itu adalah kejahatan.”

Mahasiswa itu terdiam dan tidak bisa menjawab hipotesis professor tersebut.
Profesor itu merasa menang dan menyombongkan diri bahwa sekali lagi dia telah membuktikan kalau agama itu adalah sebuah mitos.

Mahasiswa lain mengangkat tangan dan berkata, “Profesor, boleh saya bertanya sesuatu?”
“Tentu saja,” jawab si Profesor.

Mahasiswa itu berdiri dan bertanya, “Profesor, apakah dingin itu ada?”
“Pertanyaan macam apa itu? Tentu saja dingin itu ada. Kamu tidak pernah sakit flu?”
Tanya si professor diiringi tawa mahasiswa lainnya.

Mahasiswa itu menjawab, “Kenyataannya, Pak, dingin itu tidak ada. Menurut hukum fisika, yang kita anggap dingin itu adalah ketiadaan panas. Suhu -46′F adalah ketiadaan panas sama sekali. Dan semua partikel menjadi diam dan tidak bisa bereaksi pada suhu tersebut. Kita menciptakan kata dingin untuk mendeskripsikan ketiadaan panas”.

Mahasiswa itu melanjutkan, “Profesor, apakah gelap itu ada?”
Profesor itu menjawab, “Tentu saja itu ada.”

Mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi anda salah, Pak. Gelap itu juga tidak ada. Gelap adalah keadaan dimana tidak ada cahaya. Cahaya bisa kita pelajari, gelap tidak. Kita bisa menggunakan prisma Newton untuk memecahkan cahaya menjadi beberapa warna dan mempelajari berbagai panjang gelombang setiap warna. Tapi Anda tidak bisa mengukur gelap. Seberapa gelap suatu ruangan diukur dengan berapa intensitas cahaya di ruangan tersebut. Kata gelap dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan cahaya.”

Akhirnya mahasiswa itu bertanya, “Profesor, apakah kejahatan itu ada?”
Dengan bimbang professor itu menjawab, “Tentu saja, seperti yang telah kukatakan sebelumnya. Kita melihat setiap hari di Koran dan TV. Banyak perkara kriminal dan kekerasan di antara manusia. Perkara-perkara tersebut adalah manifestasi dari kejahatan.”

Terhadap pernyataan ini mahasiswa itu menjawab, “Sekali lagi Anda salah, Pak.
Kejahatan itu tidak ada. Kejahatan adalah ketiadaan Tuhan. Seperti dingin atau
gelap, kejahatan adalah kata yang dipakai manusia untuk mendeskripsikan ketiadaan Tuhan.

Tuhan tidak menciptakan kajahatan. Kejahatan adalah hasil dari tidak adanya
kasih Tuhan dihati manusia. Seperti dingin yang timbul dari ketiadaan panas dan gelap yang timbul dari ketiadaan cahaya.”

Profesor itu terdiam.

Siapakah sang Mahasiswa? Nama mahasiswa itu adalah Albert Einstein.



Rabu, 11 Februari 2009

Kisah...itu

7500 Rupiah

BSM Jakarta, Awal Tahun 2006

Syafi’i, manajer salah satu cabang BSM di Jakarta menatap angka-angka di komputernya dengan cermat. Sejak rekening donasi untuk korban banjir di Jakarta dibuka Desember 2005 lalu, sumbangan berdatangan dari berbagai kalangan, baik perorangan maupun lembaga. Banjir kali ini membenamkan ribuan rumah di Jakarta. Televisi berulangkali menayangkan nasib naas para korban yang tinggal di tempat pengungsian dalam kondisi seadanya, rumah-rumah tersapu arus, orang-orang yang tenggelam, serta tangisan para korban. Sebagai orang yang ditunjuk sebagai penanggung jawab penggalangan dana, Syafi’i rutin memeriksa dana yang masuk setiap hari untuk para korban.

Transferan donasi masuk bervariasi jumlahnya. Dari 30 juta, 1 juta, 800 ribu, 10 juta, 300, hingga 100 ribu. Syafi’i terus mengecek uang yang masuk, hingga tiba-tiba matanya terpaku pada angka Rp.7500. Dahinya mengernyit. Tujuh ribu lima ratus rupiah? Ia penasaran dan mulai membandingkan dengan jumlah lainnya. Tak ada donasi lain yang masuk sekecil itu. Rasa penasarannya makin besar.

Diamatinya kembali angka Rp.7500. Uang itu dikirim atas nama Hamzah beralamat Malang, melalui transfer bank daerah setempat. Syafi’i ingin menuntaskan rasa ingin tahunya. Kenapa donatur tersebut hanya menyumbang Rp7500, tidak kurang dan tidak lebih. Ia putuskan menelepon bank daerah pengirim uang tersebut.

Kota Malang, di sebuah rumah

Hamzah, siswa kelas 3 SD sedang menonton kartun anak-anak saat breaking news seputar banjir Jakarta disiarkan. Tayangan itu menampilkan anak-anak seusianya mengungsi di kelurahan dan masjid, ibu tua yang digendong oleh para relawan ke perahu karet, penduduk yang memilih bertahan di atap rumah, dikepung air dari segala penjuru dan tidak mau mengungsi karena khawatir barang-barang mereka dijarah orang-orang tak bertanggung jawab.

Mata Hamzah berkaca-kaca menatap gambar di layar kaca tersebut. Saat breaking news diakhiri dengan informasi bagi anda yang ingin membantu korban banjir dapat menyalurkannya melalui melalui rekening no. XX, Bank XX’, sebuah ide terbetik dipikirannya.

Hamzah bergegas ke kamar, menyodok-nyodok celengan yang ia simpan di bawah kolong tempat tidur. Setelah ketemu, ia bobol celengan tersebut. Jumlah tabungannya Rp.12.500. Ia kemudian pamit pada mamanya untuk pergi sebentar.

Keluar dari halaman rumah, Hamzah menyeberangi jalan raya. Berlari masuk ke sebuah bank yang tak jauh dari rumahnya.

“Tante, aku mau ikut nyumbang buat korban banjir di Jakarta,” ujar Hamzah di depan kasir. Ia serahkan seluruh tabungannya serta alamat pengiriman uang.

“Adik, kalau mau transfer ada biayanya. Lima ribu rupiah,” kata kasir menjelaskan.

Nggak bisa semuanya Tante?” tanya Hamzah.

Nggak, cuma bisa ditransfer Rp7.500,” jawab kasir.

“Ya udah deh, Tante, kirimin aja. Makasih Tante,” ujar Hamzah meninggalkan bank.

Syafi’i mendengarkan kisah Hamzah dari kasir bank lokal tersebut dengan takjub. Ia ingin berbicara langsung dengan Hamzah, sang donatur cilik berjiwa sosial. Dari bank tersebut, Syafi’i mendapatkan nomor telepon rumah Hamzah.

Syafi’i memutar nomor telepon yang dicatatnya.

“Tutttttt......tutttttt”. Dalam dua kali nada panjang, telepon itu diangkat oleh seseorang di rumah Hamzah. “Assalamualaikum. Saya Syafi’i dari BSM Jakarta,” Syafi’i memperkenalkan diri. “Bank kami menerima donasi untuk korban banjir Jakarta sebesar Rp7500 atas nama Hamzah. Bisa bicara dengan Hamzah?”

“Bapak tidak bisa bertemu Hamzah,” suara serak bercampur tangis menjawab. Saat bersamaan, lelaki penerima telepon itu, ayah Hamzah, sedang mem­bopong mayat anaknya yang bersimbah darah untuk dimandikan. Hamzah ditabrak saat melintasi jalan raya menuju rumahnya, sesaat setelah keluar dari bank.

Syafi’i mendengarkan semuanya dengan pilu. Tujuh ribu lima ratus rupiah bukanlah hitungan matematis yang menunjukkan besar atau kecilnya jumlah uang. Jumlah itu mengajarkan empati seorang anak kecil terhadap orang lain yang ditimpa musibah. Menggugah dan mengilik hati putihnya untuk berbuat sesuatu tanpa peduli ukuran besar atau kecil. Yang terpenting membantu dengan ikhlas.

Tujuh ribu lima ratus rupiah membawa Hamzah bertemu langsung dengan Khalik-nya.

*Cerita ini dikisahkan oleh seorang teman

10 Kecerdasan / Multiple intelligence (MI)

Setiap manusia minimal memiliki 1 dari 8 kecerdasan yang ada. Bahkan sekarang sudah berkembang lagi menjadi 10 kecerdasan. MI sendiri adalah teori yang sebenarnya sudah diterapkan oleh Rasulullah. Tapi justru yang mendiscovering kembali adalah orang Yahudi.
1. Logis-matematis
2. Interpersonal
3. Intrapersonal
4. Linguistic
5. Visual spasial
6. Bodily kinesthetic
7. Rythm musical
8. Natural
9. existensialism
10. humor